News : Tanjung Lesung Tourism
The Tanjung Lesung Fest 2025 is coming!
World Rhino’s Day
RHINO ECO RUN 2025
YES WE’RE BACKš
Lari di KEK Tanjung Lesung? View pantai? Angin segar? Jalur tropis?
Here are some highlights of the event:
- Bukan sekadar larišāāļø
Ini tentang alam, aksi, dan arti!
Rhino Eco Run 2025 hadir kembali buat kamu para WNI yang ingin menjadi bagian dari gerakan lari sekaligus menjaga bumi šš¦
Register yourself immediately and invite friends to join! Don’t miss this opportunity to experience the challenges and excitement of Rhino Ecorun 2025.
Don’t miss out! Register now and let’s make this the best Rhino Eco Run!Ā
More information:
Link Registration: TL-FEST
Phone:
Register yourself immediately and get ready to ride in Tanjung Lesung!
Hashtags: #TanjungLesung #sports #adventure #tourism #Pandeglang #WestJava #Indonesia
- Seru! Upacara HUT RI di Objek Wisata Tanjung Lesung, Kibarkan Bendera Merah Putih dari Dasar Laut – click here
- Dukung Pariwisata Ramah Lingkungan Bandara Soetta Lestarikan Terumbu Karang di Tanjung Lesung Banten – click here
- SMA President tanjung lesung bakal lahirkan calon pemimpin berkarakter konservasi – click here
- tingkatkan kesiapsiagaan bpbd banten – click here
Dukung KEK Tanjung Lesung, Pemkab Pandeglang Latih 40 Pengelola Homestay – click here
āBerbagai pendekatan teknologi sangat mutlak dibutuhkan dalam upaya pengelolaan badak jawa, seperti pemanfaatan drone, kamera jebak dan pengembangan Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasisĀ artificial intelligenceĀ danĀ Internet of Things,ā kata Muhajir dikutip dari keterangan resminya, Senin, 1 Juli 2024.
Sederet teknologi yang disebut Muhajir, bisa digunakan untuk menghitung populasi dan memetakan habitat badak jawa ini. Lalu jalur pergerakan, sumber pakan, potensi ancaman dan aspek keberlangsungan hidup badak jawa juga bisa dipantau lewat akses data dari teknologi tersebut. Berkat AI, foto dan video yang didapatkan dari SIG akan otomatis memaparkan kondisi terkini dan langkah mitigasi yang diperlukan petugas di lapangan.
Konservasi badak jawa dilakukan di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Menurut Muhajir, sejak fase 2000-an satwa ini tidak pernah terbebas dari pelbagai ancaman yang terjadi. Ancaman itu semisal penurunan genetik akibat populasi yang semakin langka, risiko bencana alam gempa dan tsunami karena letaknya di bibir pantai dekat Gunung Api Honje Ujung Kulon, hingga masifnya perburuan yang menyasar satwa tersebut.
āPopulasi badak jawa tidak pernah lebih dari 80 individu,ā ujar Muhajir, seraya menyebut, āBaru-baru ini kabar menyedihkan juga melanda dunia konservasi badak jawa dengan ditangkapnya seorang pemburu dan terbukti membunuh enam ekor badak jawa di TNUK. Vonis ini membuka mata kita bersama bahwa ada yang tidak baik-baik saja.ā
Kepolisian Daerah Banten, kata Muhajir, juga sudah melakukan pengembangan kasus dan mendapatkan fakta yang dinilainya sangat menyedihkan pecinta satwa dan konservasi. Pasalnya, ada dugaan kalau terdapat 26 badak jawa yang mati diburu sepanjang kurun waktu 2019-203 di TNUK, termasuk penangkapan terdakwa yang membunuh enam ekor badak tersebut.
āKasus ini menjadi tamparan keras bagi kita semua, tidak hanya pemerintah pusat melalui Kementerian LHK, tetapi kita semuanya, termasuk para peneliti dan rakyat Indonesia. Karena badak jawa adalah milik dan kebanggaan kita semua, juga sumber pengetahuan untuk warisan anak-cucu kita,ā ucap Muhajir.
Reporter
Editor
Senin, 1 Juli 2024 20:15 WIB
